Menjaga kualitas udara dalam ruangan tetap vital untuk kesehatan kita selama pemulihan pasca pandemi dan pencemaran udara ini dapat berdampak langsung pada kesehatan, misalnya iritasi mata, hidung, dan tenggorokan, sakit kepala, mual, nyeri otot (fatigue), serta penyakit-penyakit seperti asma, pneumonia hipersensitivitas, flu, dan penyakit virus lainnya.
Dampak tidak langsung dari pencemaran udara ini juga bisa sangat serius. Muncul beberapa tahun kemudian dengan penyakit seperti paru-paru, jantung, dan kanker yang sulit diobati dan dapat berakibat fatal. Selain itu, penyakit bronkhitis kronis, Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK), kanker paru, kematian bayi dengan Berat Bayi Lahir Rendah (BBLR), kematian bayi usia kurang dari satu minggu, ISPA, dan tuberculosis sering ditemukan di lingkungan dengan kualitas udara dalam ruangan yang buruk.
Udara yang bersih membantu meningkatkan sistem kekebalan tubuh, mencegah penyakit pernapasan, dan mengurangi risiko infeksi oleh virus dan bakteri lainnya. Lingkungan dengan kualitas udara yang baik juga berperan dalam memperbaiki kualitas tidur, mengurangi stres, dan meningkatkan kesejahteraan secara keseluruhan. Penting untuk memastikan rumah tetap berventilasi baik, bebas dari polutan, dan bersih. Perhatian yang ekstra terhadap Indoor Air Quality memiliki kontribusi yang signifikan terhadap kesehatan kita dan seluruh anggota keluarga. Kualitas udara juga dipengaruhi kegiatan dalam rumah seperti dalam penggunaan energi tidak ramah lingkungan,penggunaan sumber energi yang relatif murah seperti batubara dan biomasa (kayu, kotoran kering dari hewan ternak, residu pertanian), perilaku merokok dalam rumah, penggunaan pestisida, penggunaan bahan kimia pembersih,dan kosmetika.
Bahan-bahan kimia tersebut dapat mengeluarkan polutan yang dapat bertahan dalam rumah untuk jangka waktu yang cukup lama. Persyaratan terkait Indoor Air Quality Rumah Tinggal diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1077/MENKES/PER/V/2011 sebagai berikut:
- Kualitas fisik, terdiri dari parameter partikulat (Particulate Matter: PM2,5 dan PM10), suhu udara, pencahayaan, kelembaban, serta pengaturan dan pertukaran udara (laju ventilasi).
- Kualitas kimia, terdiri dari parameter sulfur dioksida (SO2), Nitrogen dioksida (NO2), Karbonmonoksida (CO), Karbondioksida (CO2), Timbal (Plumbum Pb), asap rokok (Environmental Tobacco Smoke/ETS), Asbes, Formaldehid (HCHO), Volatile Organic Compound (VOC).
- Kualitas biologi terdiri dari parameter bakteri dan jamur.
Poin penting untuk menjaga kualitas udara dalam ruangan:
- Ventilasi yang memadai dengan memastikan sirkulasi udara lancar dengan membuka jendela secara berkala.
- Kurangi sumber polusi dengan menggunakan produk rumah tangga yang ramah lingkungan dan hindari merokok di dalam rumah.
- Menjaga kebersihan dengan membersihkan rumah secara rutin untuk mengurangi debu dan alergen.
Persyaratan fisik terkait Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, yaitu:
No. | Parameter | Satuan | Persyaratan |
1 | Suhu | °C | 18-30 |
2 | Pencahayaan | Lux | Minimal 60 |
3 | Kelembaban relatif | % RH | 40-60 |
4 | Laju ventilasi | m/detik | 0,15 – 0,25 |
5 | PM2,5 | mg/m3 | ≤ 70 dalam 24 jam |
Persyaratan kimia terkait Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia, yaitu:
No. | Parameter | Satuan | Persyaratan |
1 | Sulfur dioksida (SO2) | ppm | 0,1 dalam 24 jam |
2 | Nitrogen dioksida (NO2) | ppm | 0,04 dalam jam |
3 | Karbonmonoksida (CO) | ppm | 9 dalam 8 jam |
4 | Karbondioksida (CO2) | ppm | 1000 dalam 8 jam |
5 | Timbal (Pb) | mg/m3 | 1,5 dalam 15 menit |
6 | Formaldehida (HCHO) | ppm | 0,1 dalam 30 menit |
7 | Volatile organic compound (VOC) | (VOC) | 3 dalam 8 jam |
8 | Environmental Tobbaco Smoke (ETS) | mg/m3 | 35 dalam 24 jam |
Untuk persyaratan kontaminan biologi yaitu parameter kontaminan biologi dalam rumah yang merupakan parameter yang mengindikasikan kondisi kualitas biologi udara dalam rumah seperti bakteri dan jamur sebagai berikut:
No. | Parameter | Satuan | Persyaratan |
1 | Jamur | Coloni Form Unit (CFU) | 0 |
2 | Bakteri patogen | Coloni Form Unit (CFU) | 0 |
3 | Angka kuman | Coloni Form Unit (CFU) | < 700 |
Pemilihan filter udara yang tepat sangat penting untuk meningkatkan kualitas udara dalam ruangan. Berikut adalah beberapa jenis filter udara yang efektif:
HEPA Filter (High-Efficiency Particulate Air)
- Efektif menangkap partikel kecil seperti debu, serbuk sari, dan bulu hewan peliharaan.
- Menghilangkan setidaknya 99.97% partikel dengan ukuran 0.3 mikron.
Activated Carbon Filter
- Bagus untuk menghilangkan bau, asap, dan gas kimia.
- Sering digunakan bersama HEPA filter untuk hasil optimal.
UVGI (Ultraviolet Germicidal Irradiation)
- Menggunakan sinar UV untuk membunuh bakteri, virus, dan jamur.
- Efektif untuk desinfeksi udara.
Ionic Filter
- Menggunakan ion untuk menarik dan menjebak partikel di udara.
- Dapat menghasilkan ozon yang berbahaya jika tidak digunakan dengan benar.
Photocatalytic Oxidation (PCO) Filter
- Menggunakan cahaya UV dan katalis untuk memecah polutan organik.
- Efektif untuk menghilangkan VOC (Volatile Organic Compounds).
- Pemilihan filter udara harus disesuaikan dengan kebutuhan spesifik dan kondisi lingkungan rumah Anda. Kombinasi beberapa jenis filter sering kali memberikan hasil terbaik dalam meningkatkan